SEJARAH YANG DISEMBUNYIKAN

Sejarah yang di sembunyikan, keadaan Andalusia sebelum Kehadiran Islam.

Sebelum datangnya Islam bangsa Goths yang menguasai Iberia   memeluk agama Nasrani aliran Arianism, yakni aliran keyakinan keagamaan yang berdasarkan ajaran Patriarch Arius (wafat 366) dari Constantinopel. Arianism itu menganut Unitary Faith, sebagai tandingan Trinity Faith dari aliran Athanasianism, berdasarkan ajaran bishop Athanasius (293-373 M) dari Alexandria. Arianism ini menganut keyakinan bahwa Allah adalah Maha Esa tanpa oknuman dan Jesus Keristus itu manusia biasa tetapi menjabat Rasul Allah dan Bunda Maria itu tidak layak dipanggil ibu dari Tuhan karena yang dilahirkan adalah manusia biasa. Arianism ini dianut oleh bangsa Goths Timur (Ostrogoths) maupun oleh bangsa Goths Barat (Visigoths), sewaktu mereka mulai menyebar dari daerah kediamannya di dataran tinggi Karphatia. (Yoesoef Sou’yb, 1984 : 3).
Thiudareiks dan pasukannya menyerbu serta menguasai semenanjung Italia pada tahun 489 M. Dalam penguasaan Thiudareiks ini sikap toleransi agama dijalankan dan kaum Ortodoks Katholik dan orang-orang Yahudi merasa terlindungi. Bangsa Yahudi pada masa sebelumnya selalu ditindas oleh penguasa Kristen dimanapun juga, karena keyakinan Ilahiat yang dianut agama Yahudi itu sangat bertentangan dengan keyakinan Ilahiat yang dianut Kristen. Akan tetapi dengan berkuasanya bangsa Goth Timur yang menganut ajaran Arianism yang memiliki kesamaan ajaran maka orang-orang Yahudi mendapat toleransi beragama.

Pada Tahun 325 M, sidang Gereja sedunia yang pertama dalam sejarah Kristen, memutuskan bahwa Athanasianism itu sebagai ajaran yang resmi dalam agama Kristen yaitu keyakinan tentang Trinity Faith. Selanjutya Konsili Nicae pada tahun 325 M memutuskan bahwa Arianism itu adalah ajaran bid’ah (heresy) dan para pengikutnya mesti dibasmi serta segala literaturnya mestilah dimusnahkan. Semenjak abad 4 M imperium Roma sudah melaksanakan keputusan Konsili Nicae yaitu membasmi ajaran Unitary Faith, akan tetapi mereka tidak mampu menjangkau bangsa Goths terutama Goths Barat (Yoesoef Sou’yb, 1984 : 4).
Sewaktu panglima Euriks dengan pasukannya maju dari Hungaria arah ke barat dan lalu merebut bagian selatan Perancis dan membangun Kingdom of Visigoths (466-507 M) disitu, mereka masih mempertahankan keyakinan Unitary Faith. Atas bujukan Paus dari Vatikan raja Clovis dari Frankish mempersiapkan pasukan untuk menyerang kerajaan Goths Barat. Clovis melakukan persiapan selama sebelas tahun dan pada tahun 507 M bangsa Goths dapat dikalahkan. Tetapi sejak 507 M bangsa Goths Barat sudah membangun kerajaan di semenanjung Iberia dibawah pimpinan Panglima Gesalrik (507-522 M), dengan ibukota di Toledo. Mereka masih mempertahankan ajaran Unitary Faith, hal itu bertahan bahkan sampai pada pemerintahan raja Reccared I (586-601 M).
Ajaran Unitary Faith musnah pada saat kekuasaan di pegang oleh Reccared I, ketika itu Reccared berhasil dibujuk oleh Bishop Isidore seorang uskup dari gereja Rum Khatolik yang berkedudukan di Sevilla. Raja Reccared mengumumkan ajaran Trynity Faith sebagai ajaran resmi di wilayahnya dan ajaran Unitary Faith adalah ajaran bid’ah (heresy) yang harus dibasmi. Sejak saat itu ajaran Unitary Faith ini mulai musnah dan penganutnya hanya meyakini ajaran itu secara sembunyi-sembunyi karena takut tekanan dari penguasa.
Dengan di umumkannya ajaran Trinity Faith menjadi agama resmi, maka kebebasan beragama orang-orang Yahudi dan orang yang menganut ajaran Unitary Faith mulai terusik dan mengalami masa penindasan kembali. Mereka dengan terpaksa memeluk ajaran Trinity Faith, karena tekanan dari penguasa. Karena tekanan tadi mereka tidak sepenuh hati memeluk ajaran Trinity Faith, secara sembunyi-sembunyi mereka masih menjalankan ajaran keagamaan masing-masing, dalam hati mereka merasa muak dengan para penguasa. Karena keadaan yang berubah drastis dan selalu dalam keadaan tertekan, kaum Yahudi dan orang yang masih menjalankan ajaran Unitary Faith menyimpan rasa benci dan muak kepada para penguasa. 
Keadaan ekonomi masyarakat di semenanjung Iberia sebelum masuknya Islam sangat memprihatinkan. Wilayah ini termasuk wilayah minus sejak beberapa abad lamanya, daerah miskin dan melarat baik di bawah kekuasaan imperium Roma maupun dibawah kekuasaan bangsa Vandalas sampai kepada kekuasaan bangsa Visigoths (Yosoef Sou’yb, 1984 : 247). Keadaan ekonomi yang memprihatinkan ini selain dipengaruhi oleh keadaan alam yang minus, juga dipengaruhi oleh keadaan politik yang tidak stabil. Peperangan sering terjadi, hubungan masyarakat dengan penguasa tidak harmonis. Keadaan semenanjung Iberia yang kacau dan tidak stabil ini nantinya akan memudahkan orang-orang Islam masuk dan menguasainya.
Menurut Robert Briffault, seperti dikutip oleh Abul Hasan Ali Nadwi (1987 : 5), secara umum keadaan Eropa dari abad kelima sampai abad kesepuluh tenggelam dalam kegelapan barbanisme (kebiadaban sadis) yang semakin kelam dan pekat. Barbanismelah yang jauh lebih mengerikan dan menakutkan dibanding dengan biadapnya kaum primitif, karena ia merupakan barang busuk dari apa yang pernah menjadi peradaban besar. Gambaran dan pengaruh peradaban ini hampir hilang sama sekali. Di tempat perkembangannya yang paling puncak seperti Italia dan Gaul, semuanya telah hancur, melarat dan terpecah belah.

Robert Briffault, seperti dikutip oleh Abul Hasan Ali Nadwi (1987 : 5),

Tidak ada komentar: