Menarik Fakta yang diungkap oleh Saudara Iswahyudi Sondi terkait Freeport. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa Kontrak
Freeprot dimulai tahun 1967 dan baru akan berakhir tahun 2041. Saya
mencoba melihat dari sisi hitungan yang dihasilkan oleh Freeport dan
dampak yang seharusnya terjadi di Indonesia. Beberapa sumber menghitung
bahwa sejak 1967 sampai 2010 (43 tahun) Freeport sudah menghasilkan 7,3
juta ton tembaga dan 724,7 juta ton emas atau pertahunnya mencapai
16,8372 Ton Emas.
Nah, jika kita diuangkan dengan patokan harga emas saat ini senilai Rp 500.000,- saja, maka jumlah uang yang dihasilkan kurang lebih adalah sekitar Rp.8.426.744 Trilyun/Pertahun atau sama dengan Rp.362.350 Trilyun dalam 43 tahun.
Katakanlah
uang Rp.8.426.744 Trilyun setelah dipotongh-potong maka hasil bersihnya
Rp. 8.000.000 trilyun / tahun, coba Anda bandingkan dengan APBN tahun
ini yang cuma Rp 1.202 trilyun. Artinya, dari jumlah ini, Indonesia hanya mendapat 1% (satu persen) atau sekitar Rp 80 trilyun/tahun (Jika merujuk media
massa jumlahnya malah hanya Rp.15 sd Rp.20 trilyun pertahun alias 1/4
cukai rokok yang tahun 2010 menyumbang devisa sebesar Rp. 66 trilyun).
Sementara sisanya yang 99% masuk ke perusahaan di AS.
Nah,
Sekarang mari kita bayangkan, kalau saja pemerintah berani menuntut
perubahan kontrak karya (KK) dan minta bagian 30% saja, maka tiap tahun
kita bisa memperoleh minimal Rp 2.400 trilyun (dua kali lipat APBN tahun
ini), Itu baru dihitung dari nilai emas, belum lagi dari hasil tambang
lainnya.
Meski demikian, baru dari emas yang dihasilkan saja, kita sudah bisa menghitung bahwa pada dasarnya INDONESIA tidak perlu
lagi punya hutang kepada Negara manapun di Dunia termasuk kepada IMF
dan Bank Dunia, rakyat juga akan sejahtera, bisa memperoleh pendidikan
dan pelayanan kesehatan gratis. Bukan cuma Papua yang akan sejahtera dan
bermartabat, tapi seluruh Indonesia. Apalagi sekarang ditemukan uranium
yang harganya 100 kali harga emas. Bahkan menurut para ahli, bila
dipakai untuk PLTN, kandungan uranium disana mampu dipakai utuk
menerangi seluruh dunia.
Faktanya,
INDONESIA tidak berdaya sama sekali. Dari Soekarno hingga Yudhoyono
membiarkan harta kekayaan Negeri ini dirampas Imperialisme Barat.
Sekarang
kita bandingkan apa yang sudah dilakukan Khadafi untuk rakyatnya dengan
sedikit mengenyampingkan pembantaiannya terhadap lawan-lawan
politiknya.
Kediktatoran
sesorang pemimpin selalu di besar-besarkan, Soal kediktatoran Baik
Soekarno maupun Soeharto dikenal sama-sama “diktator” walau tidak
sekejam Khadafi, tetapi apa yang diperbuat Khadafi untuk rakyatnya :
- Seluruh rakyat Libya menerima bagian dari penjualan minyak Libya yang langsung ditransfer ke rekening bank mereka masing-masing
- Pajak penghasilan bagi rakyat Libya maximal 12%, bandingkan dengan Indonesia yang max 30%.
- Seluruh
warga libya memiliki rumah, Khadafi bersumpah bahwa orang tuanya tidak
akan mendapatkan rumah sampai semua orang di Libya memiliki rumah.
- Rumah-rumah di Libya tidak dikenakan hipotek.
- Jika seseorang ingin bertani, mereka menerima tanah, bibit dan hewan secara gratis.
- Listrik dan biaya pendidikan digratiskan!
- Setiap orang mendapatkan medis secara gratis-bahkan untuk demonstran sekalipun.
- Setiap pasangan pengantin baru menerima hadiah 60.000 dinar dari pemerintah.
- Gas di Libya di jual dengan harga 0,12 sen per liter (Bandingkan dengan harga GAS di Indonesia)
- Sebelum khadafi, penduduk Libya yang melek huruf hanya 25%, sekarang 83% bebas buta huruf.
- DiLibya jika warga ingin membeli mobil, pemerintah memberikan subsidi 50% dari harga mobil.
- Libya
tidak memiliki hutang luar negeri, jumlah cadangan sampai 150 milyar
dollar, dan sekarang dibekukan oleh imperialisme barat (Kalau Indonesia
tidak usah dibekukan lagi, secara sukarela kekayaan Negerinya diberikan
pada Impreliasme barat)
- Seorang
lulusan sarjana yang belum mendapatkan kerja di Libya, Negara
menggajinya dengan rata-rata gaji profesional sampai dia bekerja.
- Sejahat-jahatnya
KHADAFI sebagai salah satu Presiden Muslim di Dunia tetap lebih baik
karena Khadafi adalah seorang Presiden yang HAFAL AL-QUR’AN (di dunia baru 2 Presiden yang Hafal Qur’an Ismail Haniyya salah satunya).
Melihat
kondisi Khadafi tidak mengizinkan Barat mengambil kekayaan Negaranyalah
membuat Barat menjadikan Khadafi sebagai musuh utama setelah Saddam
Hussein. Para imperialisme barat (AS dan sekutunya) sangat “pintar”
mempengaruhi rakyat Dunia utk membenci Khadafi & para pemimpin
Negara-negara Muslim lainnya .
Inilah Faktanya yang terjadi Kawan, Memprihatinkan!
Dari Berbagai Sumber
Bandung, 5 Nopember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar